Setiap daerah di Indonesia, tentu memiliki ikonnya masing-masing. Sebut saja Jakarta dengan Monas sebagai landmark terkenalnya. Begitu pula dengan Bogor, yang memiliki Tugu Kujang tepat ditengah kotanya. Sejak dulu, lambang ini dipercaya dapat menunjukkan keindahan kota Bogor lengkap dengan kewibawaannya. Namun, seiring berkembangnya zaman, kini tugu ini mulai tidak terpelihara. Bahkan cenderung kalah dengan kemewahan gedung lain yang ada disekitarnya.
Hal inilah yang perlu diperhatikan oleh masyarakat dan pecinta sejarah, budayawan hingga anak muda. Hingga mengetahui, bahwa kini Tugu ini telah ditinggalkan oleh banyak orang.
Bahkan cenderung dilewatkan begitu saja ketika melewatinya. Untuk itulah artikel ini dibuat, sehingga banyak orang yang kembali menyadari kehadiran tugu. Dan mulai mengenang kembali segala sejarah dan kemegahan tugu simbol kewibawaan kota Bogor.
Daftar Isi
Sejarah Tugu Kujang Bogor
Nama Kujang mungkin sudah familiar didengar, namun mengapa senjata ini yang dijadikan simbol Kota Bogor, hal inilah yang mungkin Anda belum tahu. Menurut beberapa informasi, nama Kujang diambil dari sebuah senjata khas etnis Sunda. Senjata ini dipercaya memiliki kekuatan magis yang sangat istimewa. Selain itu, senjata ini telah digunakan sejak abad ke 14 untuk peralatan pertanian dan digunakan sebagai senjata oleh kerajaan Padjajaran.
Kedua hal tersebut yang membuat senjata ini tidak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat dan pemerintahan kerajaan. Hingga akhirnya, Kujang dikenal sebagai Pusaka Prabu Siliwingi sampai dengan saat ini. Menurut sejarah lain, Kujang telah digunakan sejak tahun 1518 Masehi. Pada zaman ini, kujang digunakan sebagai alat pertanian dan membantu aktivitas lainnya. Pada masa itu, Kujang dapat ditemukan di daerah Ciamis, Banten hingga Sukabumi.
Namun setelah berkembangnya zaman, Kujang berubah mengikuti perkembangan teknologi, sosial, budaya dan ekonomi masyarakat. Hingga akhirnya terjadi perubahan bentuk, fungsi dan makna dari Kujang. Sampai akhirnya Kujang berubah menjadi sebuah senjata yang bernilai simbolik dan sakral seperti sekarang ini.
Mengingat semua hal tersebut, membuat Kujang menjadi sangat berarti bagi masyarakat Bogor. Karenanya, tidak heran jika masyarakat Bogor menjadikan pusaka ini sebagai lambang Kota Bogor. Dengan tujuan, Kujang akan selalu dikenang dan mendapatkan tempat dihati masyarakat dan pengunjung yang mendatangi kota ini.
Mengenal Tugu Simbolik Di Bogor
Setelah mengenal tentang sejarah tugu ini, penting untuk mengetahui tentang seberapa besar dan motto yang digunakan dalam tugu tersebut. Sehingga Anda lebih mengenal tugu dan tertarik untuk mendatangi tempat ini saat berada di Bogor. Adapun tempat ini memiliki ketinggian hingga 25 meter. Tugu ini dibangun dengan ornamen kujang sebesar 800kg dengan tinggi tujuh meter. Untuk menjaga kelayakan dari kujang ini, kujang dibuat dengan stainless, tembaga dan kuningan. Sehingga kujang dan tugu dapat tampil dengan bergaya dan maksimal dihadapan para pengunjung Kota Bogor terutama pemandangan dari kamar hotel royal amaroossa bogor .
Karenanya, tugu ini sangat menjulang dan menarik perhatian dari para pengunjung. Kujang ini diharapkan dapat menjadi pemersatu dari masyarakat. Mengingat, kujang memiliki nilai budaya dan luhur. Sedangkan, moto yang digunakan tugu ini adalah “Apa yang dilakukan hari ini dan esok harus lebih baik dari hari-hari sebelumnya”.
Hal inilah yang diharapkan dapat menjadi perhatian masyarakat. Sehingga dalam melakukan segala aktivitasnya dapat mengingat budaya dan selalu melakukan yang terbaik disetiap harinya. Tentunya tidak hanya berlaku bagi masyarakat setempat, Anda sebagai pengunjung pun dapat menggunakannya. Bahkan mengingatnya sebagai moto untuk menjalankan kehidupan. Dari semua kemegahan dan kemewahan tugu ini, terjadi hal yang sangat disayangkan.
Hal yang dimaksud adalah terjadinya pembangunan di Kota Bogor secara besar-besaran dan melupakan keindahan dari Tugu tersebut. Hal ini dapat dilihat, dengan adanya sebuah bangunan megah tepat disekitar tugu. Tentunya pembangunan ini, merusak keindahan dari tugu yang seharusnya menjulang tinggi tersebut. Hingga akhirnya, tugu tersebut tidak dapat dilihat dengan indah karena terhalang oleh bangunan tersebut.
Menurut beberapa informasi, pada awalnya Tugu ini dapat dilihat dari ketinggian di Gunung Salak. Namun kini, tidak lagi demikian, karena pembangunan yang dilakukan kurang memperhatikan keindahan dari tugu ini. Hal inilah yang banyak dikeluhkan oleh masyarakat dan budayawan di Bogor. Bahwa seharusnya pembangunan disesuaikan dan memperhatikan tugu. Karena tugu inilah yang menjadi simbol kewibawaan dari Kota Bogor.
Alasan inilah yang membuat banyak orang yang tidak lagi mengenal tugu dan hanya memandangnya sepintas lalu. Karenanya, perlu digalakkan kembali acara-acara untuk mengenang dan melestarikan keberadaan tugu ini. Salah satunya dengan memperkenalkan tugu ke anak-anak ataupun para pengunjung. Bahkan jika diperlukan, dilakukan wisata secara langsung ke tempat ini agar wisatawan tertarik mengenal tugu secara lebih jauh.
Tradisi Ngumbah Kujang di Tugu Kujang Bogor
Sebagai bentuk pelestarian tugu ini, rupanya pemerintah setempat berusaha melakukan berbagai cara. Salah satunya dengan melakukan tradisi Ngumbah Kujang di setiap tahunnya. Tepatnya, tradisi ini dilakukan disetiap hari jadi kota Bogor. Acara ini dilakukan dengan harapan, para anak muda dapat mengingat keberadaan kujang dan melestarikan setiap tradisi yang ada di Kota Bogor. Serta, acara ini diharapkan dapat menjaga dan merawat tugu yang telah dibangun sejak berpuluh tahun yang lainnya.
Untuk menjalankan tradisi ini, dibutuhkan beberapa ratus relawan untuk melakukannya. Mengingat, bahwa tugu ini memiliki tinggi hingga 25 meter. Karenanya, acara dilakukan dalam empat hari. Acara pencucian tugu ini terbagi menjadi beberapa bagian, diantaranya pencucian tiang, logo hingga bagian ujung tugu yaitu bagian Kujang. Setelah melakukan pencucian, para relawan pun melakukan pembersihan lainnya, seperti pengecatan tugu.
Tujuannya, agar tugu nampak seperti baru dan tetap terlihat cantik dan menarik perhatian banyak orang. Untuk pengunjung yang ingin melihat acara ini diadakan, pun diperkenankan untuk melakukannya. Asalkan tidak menganggu selagi acara ini dilakukan. Adapun tanggal tepat acara dilakukan, biasanya acara diadakan pada bulan agustus ataupun september. Untuk informasi lengkapnya, sebaiknya mencari informasinya langsung di website pemerintah daerah.
Selama proses pencucian, air yang digunakan bukanlah air sembarangan. Melainkan air yang diambil dari beberapa mata air khusus. Diantaranya, mata air Cidangiang, Cibogor dan Kahuripan yang ada di Istana Bogor dan beberapa mata air lainnya yang berada di sekitar Bogor. Ketujuh mata air ini dipilih karena diharapkan sejak dahulu mata air ini telah menjadi sumber kehidupan bagi masyarakat Bogor. Karenanya, mata air inilah yang dijadikan sebagai sarana pencucian tugu.
Keindahan Di Sekitar Tugu
Seperti yang dikatakan sebelumnya, keindahan sekitar tugu memang sudah berkurang. Namun bukan berarti, tidak ada pemandangan yang dapat dinikmati. Karena, ditempat ini terdapat sebuah gerbang yang dikenal dengan nama Salapan Lawang. Disinilah, pengunjung dapat mengabadikannya seolah sedang berada di zaman romawi.
Sangat disayangkan memang, jika disekitar tugu Kujang telah berdiri bangunan-bangunan yang menghalangi keindahan tugu. Namun, bukan berarti tugu harus ditinggalkan begitu saja dan tidak terawat. Karenanya, penting untuk tetap menjaga tradisi ngumbah kujang, agar pengunjung tetap dapat menikmati keindahan tugu tersebut.