Riwayat Sejarah Bogor Sebagai Surga di Hindia

Informasi, Sejarah637 Views

Sejarah berdirinya kota mencerminkan sejarah kehidupan penghuninya. Contohnya adalah sejarah kota bogor yang terletak sekitar 55 kilometer dari Jakarta ini yang bisa dibilang menjadi tempat tumbuh kembangnya berbagai peradaban yang mewarnai perjalanan sejarah nusantara atau bangsa indonesia pada saat ini. Misalnya pada abad kelima masehi daerah sekitar bogor diyakini adalah lokasi berdirinya pusat kerajaan hindu tarumanegara. Kemudian di wilayah ini juga kerajaan hindu terakhir di indonesia yaitu kerajaan pajajaran pernah menjadikan bogor sebagai pusat ibukota pajajaran yang sangat berpengaruh di seantero bumi pasundan.

Beranjak dari zaman kerajaan, Pada abad kedelapan belas sampai tahun 1940-an kota bogor menjadi salah satu kota penting dibawah pemerintahan negara kolonial yang pernah menjajah Indonesia. Dalam catatan sejarah, Buitenzorg yang merupakan nama belanda bogor ini merupakan wilayah berkantor serta tempat peristirahatan para pejabat tinggi kolonial.

Jauh sebelum era penjajahan dimana para penguasa membangun bogor menjadi kota bergaya kolonial eropa lebih tepatnya pada abad lima belas sampai abad ke enam belas, kerajaan pajajaran menjadikan bogor sebagai kota yang berjaya pada masanya. Keberadaan lokasi tepatnya kraton kerajaan pajajaran berdiri di bogor ditemukan pada prasasti batutulis ketika dalam misi ekspedisi yang dipimpin sersan scipio pada tahun 1687. Prasasti ini berisi catatan menganai kesuksesan dan kekuasaan prabu siliwangi dalam memimpin kerajaan pakuan pajajaran.

Asal Usul Bogor dari Prasasti Batutulis

Menurut budayawan bogor eman suleman, prasasti batutulis berisi pengumuman dari seorang anak yang didalam sejarah bernama surawisesa atau jika di dalam cerita pantun legenda dinamakan mundinglaya dikusumah yang menceritakan bagaimana beliau menerangkan bahwa pada abad kelima belas kehebatan kerajaan pajajaran yang mampu menjalin hubungan luar negeri dengan eropa, china, dan india serta kerajaan nusantara. Selain itu, batutulis berisi cerita kejayaan keberhasilan prabu siliwangi dalam memerintah wilayah ini terutama mensejahterakan masyarakatnya.

Adapun sejarawan bogor JJ Rizal menjelaskan bahwa penelitian yang dilakukan pada prasasti ini menerangkan bahwa tempat dimana batutulis tersebut ditemukan pernah menjadi pusat kraton pakuan pajajaran. Adapun nama pakuan sendiri berasal dari kota tempat dimana berjajarnya 5 bangunan kraton dan digambarkan sebagai istana yang sangat besar serta memiliki taman yang sangat luas juga perkebunan yang sangat besar untuk menopang kehidupan sekitar 50.000 jiwa penduduk.

Saat ini sisa bangunan istana kerajaan yang lokasinya terletak tidak jauh dari tempat ditemukannya prasasti batutulis sudah tidak ada. Bangunan kraton pajajaran diduga hancur karena serangan kesultanan banten pada tahun 1579.

Penemuan Jejak Kerajaan Pakuan Pajajaran

Satu abad setelah keruntuhan kerajaan pajajaran saat prasasti batutulis ditemukan oleh sersan scipio, daerah sekitar prasasti sudah menjadi hutan belantara meski tak jauh dari lokasi penemuan terdapat pemukiman. Namun, tim ekspedisi akhirnya menemukan jejak pernah adanya pemukiman di wilayah tersebut seperti adanya pohon buah yang ditanam beraturan, jalan berbatu, dan bekas parit di sekitar prasasti.

Setelah ditemukan asal usul leluhur orang bogor tersebut akhirnya ditemukan kembali satu abad kemudian maka orang-orang di pemukiman sekitar prasasti pada waktu penemuan oleh tim ekspedisi mulai kembali mengenal sejarah leluhur mereka dan memberikan sesembahan di sekitar prasasti.

Dua tahun setelah penemuan batutulis oleh sersan scipio, tanujiwa sebagai pendamping scipio sekaligus sersan pribumi dari sumedang atas izin voc mulai mendirikan lokasi pemukiman baru tak jauh dari batutulis. Pemukiman bernama kampung baru / tanah baru ini memicu kemunculan pemukiman lainnya di sekitar wilayah itu. Cerita kesejukan, ketentraman, dan kedamaian kawasan kampung baru sampai juga di telinga para pejabat voc sehingga pada 1744 gubernur voc gustaaf willem van imhoff mulai membangun istana untuk tempat istirahat di daerah kampung baru. Istana megah dengan taman super luas itu dikenal kini sebagai istana bogor.

Awal Mula Kota Bogor Modern Berdiri

Pembangunan istana di kampung baru oleh gubernur jenderal gustaaf willem van imhoff menjadi satu titik awal berkembangnya wilayah ini menjadi kawasan peristirahatan yang sangat disukai oleh para pejabat kolonial. Karena kedamaian dan kenyamanan kawasan kampung baru ini para pejabat voc menyebut daerah itu dengan nama buitenzorg yang berarti tanpa kekhawatiran. Sebetulnya nama buitenzorg tersebut sejatinya bukan berasal dari bogor namun merupakan terjemahan belanda dari istilah prancis yang berarti tempat yang bebas dari rasa was-was karena memang orang belanda dari kota benteng batavia selalu merasa hidup dalam perasaan yang tidak puas. Hal ini dikarenakan yang membangun istana bogor yaitu gubernur jenderal van imhoff merupakan pengikut aliran romantisme jerman serta pengagum russo yang menceritakan bagaimana bangsawan harus punya kedekatan dengan keheningan alam.

Pada tahun 1745, Bangunan istana buitenzorg berdiri dengan tiga lantai. Namun, bangunan istana ini roboh karena gempa tektonik pada 10 oktober 1834. Setelah dibiarkan selama beberapa tahun akhirnya istana ini kembali dibangun tahun 1851. Istana baru tersebut tidak lagi bertingkat dengan pertimbangan agar tidak mengalami kerusakan akibat siklus gempa bumi besar setiap 200 tahunan yang terjadi di sekitar jawa barat bagian barat.

Tahun 1870 sampai 1942 istana buitenzorg menjadi kediaman resmi gubernur jenderal hindia belanda sampai berakhir kekuasaannya digantikan oleh pemerintah kolonial jepang. Perkembangan pesat buitenzorg ketika pertengahan abad kedelapan belas juga dikarenakan adanya pembangunan jalan raya pos oleh gubernur jenderal herman willem daendels. Pembangunan jalan raya pos pada 1809 sampai 1810 dimana rutenya melewati buitenzorg membuat akses ke daerah ini menjadi lebih cepat dan mudah. Gubernur daendels juga yang memperkenalkan wilayah-wilayah sekitar salah satu contohnya adalah daerah bernama loji yang dapat ditemukan di beberapa daerah dimana pada tempat itu daendels membangun pos gudang tempat menyimpan hasil pertanian dan perkebunan.

Bogor Kota Taman Pertama di Indonesia

Ketika kerajaan inggris menguasai indonesia dari 1811 sampai 1816, gubernur jenderal thomas stamford raffles yang menyukai ilmu tanaman atau botani melakukan pengembangan pada taman serta hutan buatan dekat istana yang diyakini telah ada sejak era kerajaan pajajaran menjadi wilayah kebun yang cantik dan tetap dilanjutkan oleh pemerintahan belanda ketika kembali menjajah indonesia. Pada 18 mei 1817, gubernur jenderal godert alexander gerrard philip van der capellen secara resmi membuka kebun raya dengan nama is lands plantentuin te buitenzorg.

Selain sebagai taman kota, kebun raya menjadi pusat riset tanaman. Kebun raya bogor pernah menjadi mesin perekonomian pemerintahan kolonial dengan mempelajarai bagaimana mengeksploitasi wilayah kolonial dengan dimulai dari kebun raya sebagai laboratorium spesies tanaman yang dapat dikembangkan menjadi tanaman industri. Produk seperti kina, tebu, dan kopi dengan budaya cultuurstelselnya juga berasal dari hasil riset di kebun raya.

Masa Keemasan Bogor sebagai Pusat Pemerintahan Hindia Belanda

Sepanjang abad kedelapan belas, kota buitenzorg menjadi kota pertanian sekaligus peristirahatan yang nyaman. Mulai abad kesembilan belas, Buitenzorg makin mudah diakses dengan diresmikannya jalur kereta api dengan rute batavia – buitenzorg pada tahun 1881. Peran buitenzorg makin penting di mata pemerintah kolonial setelah gedung algemene secretarie dipindahkan dari batavia ke buitenzorg.

Menurut kasubag rumah tangga dan protokoler istana bogor endang sumitra, setelah 44 gubernur jenderal menempati paleis te buitenzorg terlihat bahwa sepertinya pemerintahan hindia belanda dikendalikan dari wilayah ini. Karena di sekitar istana mulai dibangun beberapa gedung pendukung pemerintahan seperti kantor pajak, kantor kas perbendaharaan negara, gedung arsip, gedung sekretariat, dan 25 kantor lembaga penelitian peternakan, pertanian, dan perkebunan. Dengan status sebagai salah satu pusat pemerintahan dan administrasi hindia belanda maka bangunan-bangunan di wilayah buitenzorg mulai bergaya taman kolonial dengan ciri seperti jalan yang lebar dengan pohon yang rindang, kawasan pasar yang luas, serta villa peristirahatan dengan taman luas.

Pada masa itu, sejumlah fasilitas penting penunjang prasarana kota mulai dibangun seperti kantor pemerintahan, rumah sakit, tempat ibadah, klub elit, dan hotel berbintang. Beberapa bangunan yang dibangun pada era tersebut sampai saat ini masih tegak berdiri dan bahkan masih berfungsi dengan baik sesuai peruntukannya. Contohnya hotel salak dan rumah asisten residen yang kini digunakan untuk kantor penunjang pemkot bogor.

Pada masa penjajahan dai nippon jepang, buitenzorg terpuruk dan nyaris tidak tersentuh pembangunan yang berarti. Seluruh sumber daya digunakan untuk kepentingan perang membuat kehidupan masyarakat di bogor terpuruk. Istana bogor dicat hitam ketika diduduki jepang dan halaman serta kolam di sekitar taman ditutupi dengan semak belukar sehingga rusa yang ada tidak terawat bahkan dikonsumsi.

Bogor pada Zaman Kemerdekaan

Setelah indonesia merdeka, buitenzorg yang telah resmi berganti nama menjadi bogor ini perlahan mulai dibangun. Tahun 1963, pemerintah meresmikan institut pertanian bogor disingkat IPB yang pada awalnya merupakan pengembangan dari fakultas pertanian universitas indonesia. Sejak 1950-an pemerintah juga mengkaji rencana bogor sebagai bagian kesatuan dari wilayah kota metropolitan jakarta dengan nama jabodetabek yang baru terealisasi pada tahun 1970-an seiring rampungnya pembangunan jalan tol jakarta – bogor.

Selain munculnya berbagai masalah perkotaan yang baru seperti ledakan penduduk dan urbanisasi sejak masa orde baru, pembangunan dan pengembangan kota bogor dinilai tanpa ada perencanaan yang baik. Penataan kota yang tidak efisien serta kurangnya fasilitas pendukung perkotaan juga sistem transportasi yang buruk membuat pembangunan bogor seakan tanpa arah yang jelas.

Persoalan kota bogor bisa dikatakan bagian dari proses urbanisasi yang sangat besar terjadi tidak hanya sepuluh duapuluh tahun kebelakang, tapi mulai dari 1930-an proses urbanisasi menuju ke batavia dan sekitarnya sangat cepat dan bayangkan dalam periode panjang tersebut tidak pernah ada upaya serius terkait planologi yang dimana bogor salah satu kota sasaran dari urbanisasi juga dijaga sedemikian rupa agar identitas kultural historisnya sebagai kota taman pertama di indonesia tetap terjaga.

Pembangunan kota bogor dalam dekade terakhir dirasakan sejumlah kalangan kian mengabaikan aspek sejarah, budaya, dan identitas. Sangat sayang sekali generasi pemimpin saat ini kurang mempeajari sejarah dengan salah satu contohnya dengan bangunan yang terlalu banyak padahal pemerintah kolonial belanda telah merancang masterplan masa depan buitenzorg sebagai sebuah kota klasik dan pada masa terbaiknya yaitu pada abad kesembilan belas kota buitenzorg pernah dijuluki Een indische paradijs yang berarti sebuah surga di hindia. Namun setelah indonesia merdeka kota bogor telah berubah sehingga kini imajinasi bogor sebagai kota yang nyaman hanya bisa ditemukan pada potret lama yang kian dilupakan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *