Saat berwisata banyak orang yang ingin menikmatinya dengan memandang keindahan alam. Namun, tidak jarang terdapat ada orang yang ingin menghabiskan waktunya dengan berwisata sejarah. Jika Anda termasuk pada kategori orang yang kedua, jangan lewatkan untuk mengunjungi Prasasti Batu Tulis. Kebanyakan orang mungkin pernah mendengarnya melalui pembelajaran di sekolah. Jadi, tidak lagi asing dengan prasasti ini. Namun, pernahkah melihat prasasti ini secara langsung?
Untuk Anda yang memiliki waktu senggang, sempatkanlah untuk berkunjung ke tempat ini. Agar tidak ketinggalan informasi dan pengalaman untuk melihat prasasti secara langsung. Memang membosankan jika mendatangi tempat ini sendirian. Karenanya, disarankan untuk membawa keluarga ataupun teman.
Untuk membahas informasi yang diterima dan didiskusikan bersama. Terutama untuk anak, sehingga tidak melupakan peninggalan sejarah yang ada di sekitarnya.
Daftar Isi
Mengenal Sejarah Prasasti Batu Tulis
Bagi Anda yang belum mengetahui tentang prasasti yang satu ini ataupun ingin memperdalam ilmu tentang prasasti yang ada di Indonesia, mengetahui sejarah prasasti ini adalah hal yang penting. Batu prasasti ini merupakan peninggalan salah satu kerajaan yang ada di Jawa Barat. Atau yang lebih dikenal dengan nama Kerajaan Galuh Pakuan atau kerajaan Pakuan Pajajaran. Kerajaan ini berdiri pada abad ke 11 hingga abad ke 16 dengan nuansa agama Hindu yang cukup kental.
Menurut cerita, prasasti ini dibangun oleh Prabu Surawisesa sebagai penghormatan kepada Prabu Siliwangi (ayahandanya). Sedangkan dari versi yang berbeda, ditemukan fakta bahwa prasasti ini dibuat Prabu Surawisesa karena kekecawaannya yang tidak dapat mempertahankan keutuhan wilayah Pajajaran. Karena saat itu, pasukan kerajaan Padjajaran kalah berperang dengan pasukan Cirebon. Hingga akhirnya sebagian wilayah kekuasaan padjajaran diberikan pada Kesultanan Cirebon.
Sedangkan menurut penjaga situs, batu ini digunakan sebagai podium untuk melantik raja-raja di Kerajaan Padjajaran. Walaupun banyak berita yang beredar tentang baru yang dibuat pada tahun 1533 masehi ini, hal ini menunjukkan bahwa batu ini memiliki peranan penting di masa lalu. Dan kini menjadi situs yang perlu dipelihara keberadaannya. Batu prasasti ini, pertama kali ditemukan oleh Scipio pada zaman pemerintahan Belanda. Hingga akhirnya batu di pugar dan dijadikan sebagai sebuah situs saat ini.
Mengenal Kompleks Prasasti Batu Tulis
Situs prasasti ini terletak pada sebuah daerah di Jalan Batutulis, Kelurahan Batutulis, Bogor Selatan. Di daerah inilah terdapat sebuah kompleks yang diisi dengan beragam prasasti. Tepatnya, tempat ini berada pada area seluas 17×15 meter. Didalamnya, terdapat sebuah bangunan yang dibangun dengan kokoh. Dan didalamnya tersedia beberapa buah batu tulis. Bangunan ini dikelilingi oleh pagar solid, sedangkan untuk mencari tahu letak tepatnya, cobalah untuk menengok ke sebelah kanan jalan.
Seperti yang telah dijelaskan, bahwa didalam komplek ini terdapat beberapa batu tulis. Atau tepatnya, terdiri dari empat buah prasasti. Batu yang pertama, inilah batu yang dikenal dengan batu tulis. Karena dibagian sisinya tersedia tulisan-tulisan sebagai petuah. Batuan ini merupakan batuan terasit yang banyak ditemukan di Sungai Cisadane. Sedangkan untuk ukurannya, cukup besar, yaitu tinggi 151 cm dengan lebar 145cm dan ketebalan 12-14 cm.
Batu yang kedua adalah batu yang dikenal dengan nama batu Lingga. Batu ini dikenal sebagai simbol dari kejantanan laki-laki. Hal ini dapat dilihat, karena batu ini berdiri dengan kokoh dan menjulang ke atas. Banyak yang berpendapat, bahwa Batu Lingga ini adalah perwujudan dari Prabu Siliwangi. Sedangkan batu tulis sebelumnya adalah perwujudan dari Prabu Surawisesa. Karena keduanya berdiri beriringan, sehingga banyak orang yang menginterpretasikannya demikian.
Berikutnya adalah batu yang ketiga. Batu ini terletak menempel pada batu utama. Batu ini terdiri dari tiga lapisan batu yang menempel satu sama lain. Dibarisan batu yang kedua, Anda dapat melihat bahwa terdapat cetakan seperti telapak kaki. Sedangkan batu diatasnya, nampak seperti ceruk dati lutut kaki. Kedua hal ini, dapat diinterpretasikan, bahwa ada seseorang yang sempat berlutut didepan batu yang utama.
Belum usai sampai disana, terdapat batu keempat yang dapat dilihat didalam rumah. Namun, tidak seperti batu yang lainnya, Anda tidak dapat melihat hal khusus dari batu. Karena, batu ini diinterpretasikan hanya digunakan untuk sandaran. Menurut informasi, terdapat 15 buah batu yang ada dilingkungan prasasti. Namun, setelah dicari tidak ditemukan batu dengan jumlah yang lengkap. Jika, memiliki kesempatan untuk membaca informasi yang ada di bangunan akan ditemukan banyak informasi.
Salah satunya, terdapat sebuah batu lainnya, yang dinamai dengan nama Batu Gigilang. Pada masa kerajaan Padjajaran, batu ini digunakan untuk menobatkan raja-raja Padjajaran. Jika sesuai dengan penjelasan tersebut, seharusnya batu ini berada di situs yang sama. Namun, sejarah berkata lain, karena ketika perang antara Kasultanan Banten dan Padjajaran terjadi, batu ini dirampas oleh kasultanan Banten. Dengan harapan, setelah batu ini dirampas, tidak akan ada lagi penobatan raja padjajaran selanjutnya.
Dan satu hal lain yang mungkin ditemukan di sekitar situs adalah batu yang berbentu seperti makam. Anda tidak perlu khawatir bahwa batuan ini makam dan cukup sakral. Karena batuan ini dipercaya sebagai tempat untuk menambatkan kuda dizamannya. Jadi, tidak perlu takut untuk mengunjungi tempat ini dan mengetahui sedikit tentang sejarah Kerajaan Padjajaran melalui situs dan peninggalannya yang tersisa.
Cara Mencapai Situs Batu Tulis
Bagi para pecinta sejarah dan budaya, mendatangi tempat bersejarah di bogor ini adalah suatu keharusan. Tidak hanya memberikan pengenalan tentang sejarah, melainkan menambahkan pengalaman dengan mengali sebuah budaya. Tertarik untuk mengunjungi tempat ini? Jika demikian, Anda tidak perlu khawatir akan tersesat ataupun kebingungan mencari jalan. Karena daerah ini cukup terkenal dan sangat mudah untuk dikunjungi.
Untuk mengunjungi daerah ini, Anda dapat menggunakan angkutan umum ataupun kendaraan pribadi. Jika menggunakan kendaraan pribadi, keluarlah pada pintu keluar Barangsiang. Setelahnya belok kiri dan masuki Jalan Padjajaran. Lanjutkan perjalanan hingga menemukan lampu merah dan sebuah pusat perbelajaan. Kemudian ikutilah jalan hingga memasuki Jalan Siliwangi. Jika sudah mencapai jalan ini, lanjutkan hingga akhirnya menemukan papan petunjuk menuju istana batu tulis.
Sedangkan untuk Anda yang menggunakan angkutan umum dapat menggunakan ojeg ataupun angkot yang tersedia diseluruh daerah. Bagi pengunjung yang sebelumnya menggunakan kereta, lanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki menuju Taman Topi. Setelahnya, naiklah angkot tujuan Sukasari dengan nomor trayek 02. Setelahnya, turunlah di depan istana batu tulis. Untuk pengunjung yang berasal dari terminal Baranangsiang, lanjutkanlah perjalanan dengan menaiki angkot 01-A. Setelahnya, turunlah di Plaza Ekalokasari dan menyebrang. Selanjutnya, naiki angkot baru dengan nomor trayek 02. Dan akhiri dengan turun tepat didepan istana batu tulis.
Sisa sisa Peninggalan Kerajaan di Bogor
Karena situs ini masih sangat disakralkan penduduk setempat, tidak perlu bingung jika disekitar prasasti batu tulis terdapat payung-payung nuansa kerajaan. Karenanya pula, perlu diperhatikan selagi melakukan aktivitas dan berkata-kata. Agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan selagi menjalankan aktivitas ataupun setelahnya.