Pagi hari di Terminal Leuwiliang, awal perjalanan panjang menuju Terminal Cikidang, Sukabumi. Dari suasana terminal sudah terlihat hiruk pikuk aktivitas, mulai dari orang yang hendak bepergian hingga anak-anak yang berolahraga.
Daftar Isi
- Terminal Bus Damri Leuwiliang
- Jalur Ekstrem Puraseda – Cianten
- Pemandangan Kebun Teh Cianten
- Kebun Teh Bogor ke Kebun Sawit Cikidang Sukabumi
- Jadwal dan Operasional Bus Damri Leuwiliang – Cikidang
- Bus Rute Leuwiliang – Cianten – Cikidang
- Rute Bus Damri Leuwiliang – Cikidang via Cianten
- Bus Damri Perintis Cikidang – Leuwiliang
Terminal Bus Damri Leuwiliang
Bus Damri perintis berjajar rapi, termasuk yang menuju Tanjung Priok, Bandung, hingga Tasikmalaya. Kesan pertama ketika masuk ke bus perintis ini relatif sederhana, hanya ada 19 kursi penumpang dengan pendingin AC, serta dilengkapi dengan alat pemadam kebakaran (APAR). Interiornya bersih, kursi masih empuk, dan nuansanya cukup nyaman untuk sebuah bus pedesaan. Sang sopir dan kernet menyapa ramah, seolah tahu bahwa perjalanan ini bukan sekadar transportasi, melainkan sebuah petualangan.
Jalur Ekstrem Puraseda – Cianten
Selepas meninggalkan Terminal Leuwiliang, bus bergerak menuju daerah Karacak. Tidak lama kemudian, bus memasuki jalur menuju Desa Puraseda, titik pertemuan rute dari Pamijahan dan Karacak. Puraseda menakjubkan: bukit-bukit, hamparan sawa. Sayangnya, jalan aspal tambal-sulam, banyak lubang, rawan longsor.
Jalur Puraseda menuju Cianten dibilang lintasan ekstrem Damri. Bagi penggemar tantangan, jalannya seperti surga untuk motor trail; bagi penumpang biasa, siap-siap berjuang menahan rasa mual akibat tikungan tajam dan guncangan tak henti. Tidak jarang warga setempat memperbaiki jalan dengan swadaya, lalu meminta sumbangan seikhlasnya kepada pengendara yang lewat—tradisi unik yang mencerminkan semangat gotong royong sekaligus tantangan tambahan bagi para penumpang.
Pemandangan Kebun Teh Cianten
Setelah bertarung dengan jalan berliku dan rusak parah, tibalah bus di kawasan perkebunan teh Cianten. Seolah mendapat hadiah, pemandangan berubah drastis menjadi hijau menyejukkan. Hamparan kebun teh yang tertata rapi berpadu dengan udara segar pegunungan. Setelah jalur yang “ngeri-ngeri sedap”, area kebun teh Cianten terasa seperti liburan dadakan—mata dan pikiran penumpang kembali segar, meski badan masih terasa terguncang.
Di area ini bus sempat berhenti sebentar untuk istirahat, sekaligus memberi kesempatan penumpang menikmati suasana perkebunan. Suara obrolan penumpang pun berubah ceria, menandakan transisi suasana perjalanan dari tegang menjadi damai.
Kebun Teh Bogor ke Kebun Sawit Cikidang Sukabumi
Ternyata jalur ini masih memberi kejutan: hamparan perkebunan sawit di Desa Nangkakoneng, Kecamatan Cikidang. Perjalanan pun terasa semakin lengkap—dari gunung, hutan, perkebunan teh, hingga sawit, semua tersaji dalam sekali trip. Tak heran banyak orang menyebut jalur ini sebagai paket wisata ekstrem yang tak resmi tapi nyata.
Ketika bus meluncur melewati pertigaan Lapang Pengkolan, tanda-tanda Terminal Cikidang semakin dekat. Meski lelah, ada rasa bangga telah menaklukkan salah satu jalur perintis paling menantang.
Jadwal dan Operasional Bus Damri Leuwiliang – Cikidang
Berdasarkan wawancara dengan kru bus, jalur Leuwiliang – Cikidang hanya dilayani dua kali perjalanan dalam sehari. Satu unit beroperasi dari terminal Leuwiliang menuju Cikidang, lalu kembali lagi di sore hari. Sementara satu unit lainnya melayani dari arah sebaliknya. Dengan keterbatasan armada, perjalanan ini benar-benar eksklusif dan menjadi penopang vital mobilitas warga sekitar. Sayangnya, karena kondisi jalan yang berat, waktu tempuh bisa mencapai lebih dari tiga jam, jauh lebih lama dibanding jarak tempuh normal dengan jalan raya biasa.
Bus Rute Leuwiliang – Cianten – Cikidang
Bagi warga Sukabumi yang tinggal di sepanjang jalur Leuwiliang – Cianten – Cikidang, bus Damri perintis bukan hanya sekadar transportasi, melainkan urat nadi kehidupan. Banyak masyarakat bergantung pada bus ini untuk bekerja, sekolah, hingga mengakses fasilitas kesehatan.
Warga berharap jalur ini mendapat perhatian serius dari pemerintah daerah maupun pusat. Perbaikan infrastruktur jalan bukan hanya untuk kenyamanan perjalanan, tapi juga menyangkut keselamatan dan kesejahteraan masyarakat.
Setelah perjalanan hampir empat jam, sekitar pukul 10.30 pagi, bus akhirnya tiba di Terminal Cikidang, Kabupaten Sukabumi. Suasana di terminal terlihat lebih sederhana dibanding Leuwiliang, namun tetap ramai. Dari sini, penumpang dapat melanjutkan perjalanan menuju Pelabuhan Ratu atau ke arah Cibadak. Bagi sebagian orang, naik bus perintis ini adalah pengalaman sekali seumur hidup. Namun bagi warga lokal, inilah keseharian mereka.
Rute Bus Damri Leuwiliang – Cikidang via Cianten
Meski fungsinya utama adalah transportasi masyarakat pelosok, bus Damri perintis juga punya daya tarik tersendiri bagi para traveler dan penggemar jalur ekstrem. Rute Leuwiliang – Cikidang via Cianten seperti offroad. Tikungan, tanjakan, jalan terjal, hingga panorama pegunungan menantang nyali sekaligus menghibur mata. Tidak heran banyak vlogger perjalanan menjadikan jalur ini sebagai konten favorit.
Bus Damri Perintis Cikidang – Leuwiliang
Namun justru di situlah nilai lebihnya. Perjalanan ini adalah proses kejutan, setiap tikungan, dan pemandangan. Naik bus Damri perintis di jalur Cianten adalah kombinasi antara wisata alam, adrenalin ekstrem, sekaligus pengingat bahwa ada banyak ruang di negeri ini yang butuh perhatian. Bagi yang doyan tantangan, jangan ragu memasukkan pengalaman ini ke dalam daftar “perjalanan wajib seumur hidup”.







