Semua ini berawal dari teras rumah, tanaman kangkung, dan… daging kurban. Ending-nya? Omset ratusan juta per bulan, resto steak halal di Bogor, tanpa utang, tanpa investor, tanpa ribet—dan semua berkat restu orang tua.
Daftar Isi
- Hobi yang Nggak Sengaja Bikin Warung Steak Halal di Bogor
- Hidroponik di Teras Rumah: Gagal Berkali-kali, Tapi Nggak Kandas
- Momen Daging Jadi Jalan Rezeki
- Usaha Kuliner Rumahan Sukses: Dari Greenhouse ke Steakhouse
- Rugi Bukan Berarti Gagal
- Tomahawk Black Angus, Harga Merakyat
- Usaha Tanpa Rido Orang Tua = Berat
- Rahasia Sukses Usaha Kuliner Rumahan
- Dari Tanaman ke Tenderloin
Hobi yang Nggak Sengaja Bikin Warung Steak Halal di Bogor
Kalau ditanya awal mula, jawabannya simpel: refreshing. Seorang karyawan telco selama belasan tahun, iseng nanem sawi di teras rumah. Modalnya cuma lahan 3×5 meter dan keinginan buat ngelihatin yang hijau-hijau. Tapi dari situ, dia malah bikin greenhouse, belajar hidroponik, dan mulai jualan sayur ke teman-teman kantor.
Dari yang awalnya cuma bawa sayuran naik kereta, desek-desekan sambil jaga plastik supaya nggak remuk, eh… malah makin banyak pesanan. Lama-lama istri ikutan, ART dilibatkan, dan rumah pun berubah fungsi: bukan cuma tempat tinggal, tapi juga jadi “pabrik” jus sayur dan salad.
Hidroponik di Teras Rumah: Gagal Berkali-kali, Tapi Nggak Kandas
Kata siapa bertani itu gampang? Di YouTube sih kelihatannya mulus. Tapi pas dipraktekin, dari pupuk sampai pipa, semuanya sempat gagal. Salah racik pupuk, hasil panen malah pada kuning. Tapi dia bukan tipe yang gampang nyerah. Dia belajar ke orang IPB, kursus agronomi, dan akhirnya nemu formula yang cocok untuk dataran rendah 100 mdpl.
Dan dari situ muncul produk-produk seperti salad segar, jus sayur sehat, dan… akhirnya: steak premium.
Momen Daging Jadi Jalan Rezeki
Semua berubah saat dia nemu satu hal yang dia suka banget: daging. Tapi dia nggak mau asal makan, harus halal dan premium. Masalahnya, cari steak halal premium di Jakarta itu susah—kebanyakan tempat nyediain minuman keras. Maka dimulailah eksperimen kecil: smoke daging kurban di smoker rumahan.
Ternyata keras banget. Dari situ dia sadar, harus upgrade bahan baku. Cobalah daging wagyu, Black Angus, brisket import. Rasanya beda banget! Nggak lama kemudian, sahabatnya minta dibikinin steak buat 15 orang di rumah. Meja kursi seada-adanya. Tapi dari situ, lahir konten sosmed yang viral: 40.000 views dari akun kecil berisi 700 followers.
Usaha Kuliner Rumahan Sukses: Dari Greenhouse ke Steakhouse
Setelah viral, orang mulai datang. Minta steak. Minta salad. Teras rumah udah nggak cukup lagi. Half greenhouse dipotong jadi tempat dine-in. Omset dari yang cuma belasan juta naik drastis. Dalam 8 bulan, pernah tembus 600 juta per bulan. Parkiran sampe bikin klaster heboh.
Akhirnya dia dan istrinya beranikan diri ngontrak tempat baru dengan kapasitas 100-120 orang. Semua dari profit usaha. Tanpa pinjaman. Tanpa investor. Semua berkat restu ibu.
Rugi Bukan Berarti Gagal
Enam tahun pertama? Rugi terus. Duit kebanyakan habis buat riset: sistem air, suhu, pupuk, semua diuji. Tapi justru itu yang bikin mental jadi kuat. dia bahkan bikin pelatihan gratis biar orang lain nggak gagal kayak dia. Prinsipnya: bukan ahli, cuma pengen sharing.
Karyawan direkrut bukan asal. Istrinya belajar psikologi buat ngerti karakter tiap pelamar. Bahkan ada karyawan yang sekarang jadi Direktur Finance. Semua yang bisa berkembang, diajak tumbuh bareng. Ada ngaji tahsin seminggu sekali. Syarat jadi leader? Ngaji harus bagus.
Tomahawk Black Angus, Harga Merakyat
Signature dish? Tomahawk Black Angus marbling 4+, langsung dari Australia. Tapi jangan takut, harganya ditekan supaya middle class pun bisa ngerasain steak premium. Dibanding resto lain, bisa 3-4 kali lipat lebih murah dengan kualitas setara. Nggak percaya? Datang langsung.
Usaha Tanpa Rido Orang Tua = Berat
Salah satu titik balik? Ridha ibu. Selama orang tua masih ragu, usaha jalan tapi berat. Tapi begitu ibu udah ikhlas dan doain, omset langsung meledak. Semua keputusan besar selalu minta izin. Bahkan waktu ditawarin buka cabang pun ditolak karena ibu belum sreg.
Sekarang? Permintaan cabang udah puluhan. Tapi masih tahan. Fokusnya bukan ekspansi, tapi ngebangun sistem dan orang-orangnya.
Rahasia Sukses Usaha Kuliner Rumahan
Kalau mau jujur, rahasianya bukan cuma soal daging premium. Tapi juga:
- Konsisten walau rugi
- Fokus ke kualitas, bukan cepat-cepat untung
- Ridha orang tua & Allah
- Kolaborasi tim kayak keluarga
- Produk jelas, halal, dan berkualitas
Dari Tanaman ke Tenderloin
Si petani sayur yang doyan daging udah buktiin kalau mimpi bisa dimulai dari rumah. Bahkan teras rumah. Dengan semangat, eksperimen tanpa henti, dan kepercayaan penuh pada rezeki dari Allah—hidupnya berubah. Usaha ini cocok yang suka
- Steak halal Bogor
- Hidroponik di teras rumah
- Usaha sayuran hidroponik
- Jualan steak premium rumahan
- Bisnis makanan tanpa modal besar
Jadi kalau kamu lagi nyoba usaha sendiri, ingat satu hal: jangan buru-buru. Bisa jadi, yang sekarang kelihatan rugi… besok malah jadi pintu rezeki yang luar biasa.