Review Bus Sinar Jaya Slipi Ciawi Transjabodetabek

Transportasi99 Views

Jangan heran kalau mendengar istilah Bunderan Slipi Petamburan padahal saat ini “bunderannya” sudah tidak terlihat. Rupanya nama ini warisan tahun 1960-an ketika ada lonjong bulatan di persimpangan daerah tersebut. Kini, Bunderan Slipi berubah total jadi simpang jalan padat kendaraan.

Awal Perjalanan: Dari Bunderan Slipi yang Kini Tanpa Bundaran

Dekat Jakarta Design Center. Jadi meski bukan terminal resmi, banyak penumpang yang menunggu di sini. Bus AC cepat seperti Lorena, Sinar Jaya, hingga Trans Jabodetabek Mayasari Bakti sering lewat di jalur ini. Tinggal angkat tangan, bus akan berhenti.

Tarif Bus Sinar Jaya Transjabodetabek Slipi – Ciawi

Tarif yang dikenakan cukup ramah kantong, yakni Rp25.000 saja untuk rute Jakarta ke Ciawi. Harga ini termasuk ongkos langsung tanpa tambahan, karena sistem pembayaran masih manual: sopir sekaligus merangkap kondektur akan menarik ongkos di tengah perjalanan.

Bagi penumpang harian, tarif ini jelas lebih murah dan lebih praktis dibanding harus bolak-balik transit KRL. Selain langsung turun di Simpang Ciawi, perjalanan lebih lega dibanding harus desak-desakan di commuter line.

Kursi dan Interior: Konfigurasi 2-3 yang Luas

Artinya, bangku kiri dua seat, kanan tiga seat. Meski begitu, jarak antar kursi cukup lega. AC dingin merata, jendela besar memungkinkan pemandangan lepas. Beberapa kursi memang sudah ada tanda bekas, tapi untuk standar perjalanan 1,5 jam, ini jauh lebih nyaman daripada angkutan kecil.

Cerita yang Hampir Berbeda: Rencana Lorena Gagal Terkejar

Sebenarnya niat awal kala itu bukan naik Sinar Jaya, melainkan bus Lorena jurusan Ciawi. Sayang, pas tiba di Slipi, Lorena baru saja melaju. Info dari calo jalanan menyebut jadwal Lorena hanya sampai jam 9 pagi, sehingga tak ada kesempatan lagi. Akhirnya Sinar Jaya jadi pilihan.

Inilah serunya dunia per-bus-an Jakarta: sering ada improvisasi. Mau ke Kalideres niatnya, ujungnya malah sudah duduk di kursi menuju Bogor.

Sopir Merangkap Kondektur

Sekitar 15 menit setelah meninggalkan Cawang Uki, bus menepi sebentar. Penumpang sempat heran, rupanya sang sopir turun dan berjalan ke barisan kursi sambil menagih ongkos satu per satu.

Meski terkesan manual, cara ini justru membuat perjalanan terasa sangat personal. Ada dialog singkat antara sopir dan penumpang, tidak sebanyak transportasi modern sekarang.

Masuk Tol Jagorawi: Jalan Tol Pertama di Indonesia

Tol Jagorawi bukan sekadar jalur biasa. Panjangnya sekitar 59 km dan menjadi tol pertama Indonesia yang diresmikan Presiden Soeharto pada tahun 1978. Namanya merupakan akronim “Jakarta – Bogor – Ciawi.”

Kalau lancar seperti Minggu pagi itu, perjalanan bisa terasa seperti sekejap—meski biasanya pada jam pulang kerja, tol ini penuh sesak kendaraan pribadi.

Suasana Perjalanan: Ramai Lancar tanpa Hambatan

Tol dalam kota kala pagi relatif longgar. Tidak tampak antrian panjang, hanya beberapa bus antarkota lain yang melintas: Lorena, Agramas, hingga Sinar Jaya Starbus pariwisata. Di dalam bus, sebagian penumpang memilih tidur, sebagian lagi sibuk dengan ponsel. Ada juga yang duduk selonjoran di kursi belakang.

Inilah tipikal suasana bus AC Transjabodetabek: rileks, minim interupsi, dengan waktu tempuh stabil tanpa perlu berhenti terlalu banyak selain checkpoint.

Pemberhentian di Cawang Uki: Melihat Fenomena Bus Kota

Bagi pencinta bus, Cawang Uki adalah spot memotret atau sekadar mengamati armada. Dari Tanah Abang, Senen, hingga Slipi, hampir semua jalur bus jurusan Bogor berkumpul di sini. Tak jarang, pemandangan penuh warna dari Sinar Jaya, Mayasari, Lorena, dan Agramas jadi atraksi tersendiri. Ngetem sekitar 25 menit adalah momen untuk menikmati keramaian khas transportasi Jabodetabek.

Tol Jagorawi vs. Jalur Alternatif

Banyak orang masih membandingkan modal transportasi antara bus Jagorawi dengan KRL Bogor Jakarta Kota. Namun fakta tak bisa dibantah: untuk penumpang yang ingin langsung ke Ciawi, bus ini jauh lebih efisien. Sekali duduk di Slipi, bangun-bangun sudah sampai simpang Gadog – Ciawi.

Bahkan bagi pekerja kantoran Jakarta Barat atau Jakarta Pusat, naik bus ini bisa menghemat satu jam dibanding harus mutar lewat Kampung Rambutan.

Menuju Simpang Ciawi: Pintu Masuk Bogor, Puncak, Sukabumi

Sekitar pukul 11.15, bus akhirnya keluar tol dan berhenti di simpang Ciawi. Lokasi ini strategis karena jadi persimpangan jalur ke tiga destinasi utama: Sukabumi, Puncak, dan kota Bogor. Tak heran, banyak bus akap dan bus sedang ngetem di sini seperti Marita jurusan Cianjur, Karunia Wakti Garut, hingga Lorena tujuan Selatan Jawa.

Perjalanan Slipi – Ciawi dengan bus Sinar Jaya ini tercatat hanya sekitar 1 jam 15 menit hingga 1 jam 30 menit.

Kenyamanan yang Mengalahkan Harapan

Pendingin AC mantap, kursinya tidak sempit, dan lega untuk tidur sebentar. Inilah mengapa banyak penumpang memilih Sinar Jaya dibanding moda lain: harga murah, cepat, nyaman—kombinasi yang jarang.

Fakta Tambahan tentang Grup Sinar Jaya

Sedikit trivia untuk penyuka dunia transportasi: PO Sinar Jaya bukan hanya mengoperasikan Transjabodetabek dan AKAP reguler. Jadi, tidak heran jika brand Sinar Jaya menjadi simbol kuat di jalanan Jabodetabek dan Jawa Barat.

Dari Rencana Spontan Menjadi Pengalaman

Spontanitas inilah yang membuat perjalanan naik bus terasa seru. Dari Slipi yang sudah tak ada bunderan, menyeberang jalan ramai, melihat deretan bus lintas kota, hingga akhirnya duduk nyaman di Sinar Jaya menuju Bogor.

Pengalaman ini membuktikan: mengandalkan transportasi bus Transjabodetabek tidak hanya praktis, tapi juga penuh cerita.

  • Tarif murah Rp25.000.
  • Interior konfigurasi seat 2-3 tapi tetap lega.
  • Jalur cepat via tol Jagorawi 1 – 1,5 jam.
  • Fenomena unik sopir merangkap kondektur.
  • Turun di simpang Ciawi.

Untuk pekerja, pelajar, atau wisatawan menuju Bogor Selatan, bus ini jelas pilihan murah, cepat, sekaligus nyaman.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *