Wisata Kampung Ketupat Cimahpar Bogor

Kuliner35 Views

Bicara soal Lebaran, pasti nggak bisa lepas dari yang namanya ketupat. Makanan satu ini udah kayak simbol wajib tiap kali hari kemenangan tiba. Tapi pernah nggak sih kepikiran, dari mana semua kulit ketupat yang muncul mendadak di pasar-pasar itu berasal?

Pabrik Kulit Ketupat Cimahpar Bogor

Ternyata, ada satu tempat di Bogor yang jadi “pabriknya” kulit ketupat. Namanya Cimahpar, di Bogor Utara. Di sini, hampir tiap rumah punya tangan-tangan terampil buat anyam janur jadi kulit ketupat. Uniknya, ini bukan kerjaan musiman aja. Warga dari segala usia, mulai dari anak-anak sampai bapak-bapak, semuanya jago bikin anyaman ketupat.

Di balik kerajinan yang kelihatan simpel ini, ternyata butuh kesabaran tingkat tinggi. Gak semua orang bisa asal anyam janur. Kalau terlalu kendor, hasilnya gampang copot. Kalau janurnya terlalu tua atau basah, bisa-bisa sobek pas dianyam. Makanya, bahan bakunya pun dipilih dengan hati-hati—biasanya janur muda karena warnanya cerah dan lentur. Bahkan, Cimahpar sampai harus impor janur dari Banten dan Sukabumi buat penuhi permintaan.

Jangan bayangin ini cuma usaha kecil-kecilan. Jelang Lebaran, permintaan bisa melonjak drastis. Harga satu ikat isi 10 bisa naik dari Rp10.000 jadi Rp25.000. Kalau musimnya pas, penghasilan sehari bisa tembus jutaan. Gak heran kalau banyak yang bilang bikin ketupat lebih cuan dibanding kerja lain.

Selain produksi kulitnya, ternyata masak ketupat juga ada tekniknya sendiri. Salah satunya soal takaran beras yang cuma boleh diisi ¾ dari kapasitas kulit ketupat. Lalu cara masaknya harus direndam dan direbus sampai semua bagian ketutup air dan dimasak dengan api besar. Kalau benar prosesnya, hasilnya bisa awet dan nggak gampang basi.

Tapi ketupat bukan cuma soal makanan dan bisnis. Ternyata, ada filosofi mendalam di balik lipatan janur itu. Ini berkaitan erat dengan makna Lebaran seperti lebaran, luberan, leburan, dan laburan—yang menggambarkan penyucian diri, limpahan berkah, dan pintu maaf yang terbuka.

Di dalam setiap elemen ketupat, ada simbol kehidupan. Jadi, makan ketupat pas Lebaran bukan cuma tradisi, tapi juga pengingat soal pentingnya menahan diri dan menjaga hati.

Menariknya lagi, tradisi bikin ketupat ini udah turun-temurun di Cimahpar. Dulu cuma satu orang yang mulai, sekarang hampir semua warga bisa. Ada yang cuma bikin, ada juga yang jualan sampai luar kota. Nggak heran kalau kampung ini dijuluki “Kampung Ketupat”.

Jadi, lain kali pas lagi nikmatin opor sama ketupat di pagi Lebaran, mungkin kita bisa inget—di balik satu porsi ketupat itu, ada tangan-tangan terampil, sejarah panjang, dan filosofi hidup yang dalam. Nggak cuma sekadar makanan, tapi warisan budaya yang terus hidup dari generasi ke generasi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *