Bayangin satu hari di Jakarta tanpa macet. Kedengarannya mustahil, kan? Tapi, justru di balik ruwetnya lalu lintas, Jakarta punya jaringan transportasi publik yang makin lengkap: dari KRL Commuter line, MRT Jakarta, LRT Jabodebek, sampai Whoosh Kereta Cepat. Bahkan angkot yang legendaris pun masih jadi bagian dari cerita.
Uniknya, kalau mau ngerti sistem ini, nggak bisa baca dari ujung ke ujung dengan rapi. Lebih asik kalau dibolak-balik kayak naik kendaraan yang salah jurusan tapi tetap sampai tujuan.
Daftar Isi
- Tiket KRL Commuterline: Murah, Cepat, dan Serba Tap Card
- Angkot Jakarta dan Sekitarnya: Chaos yang Terorganisir
- Airport Train: Jalan Pintas ke Bandara Soetta
- LRT Jabodebek: Jalur Baru, Rasa Masih Campur
- Transjakarta: Raja BRT dengan Koridor Tak Terhitung
- MRT Jakarta: Dari Lebak Bulus ke Bundaran HI
- Whoosh Kereta Cepat Jakarta–Bandung
- Bus Regional: Transjabodetabek, JRC, JAC
- LRT Jakarta: Jalur Mini di Utara
- Transportasi Publik Jabodetabek Itu Labirin, Tapi Bisa Ditaklukkan
Tiket KRL Commuterline: Murah, Cepat, dan Serba Tap Card
Orang sering lupa kalau KRL Commuterline Jabodetabek itu setengahnya mirip MRT, setengahnya mirip kereta regional. Jalurnya ada lima, menjulur ke Bogor, Rangkasbitung, Bekasi, Tangerang, sampai Cikarang. Tarifnya? Mulai Rp 3.000 sampai Rp 13.000, tergantung jarak.
Kereta yang dipakai campuran: bekas Jepang dengan 8–12 gerbong dan armada baru dari Tiongkok. Di jam sibuk, frekuensinya 5–10 menit sekali, jadi kayak metro beneran.
Angkot Jakarta dan Sekitarnya: Chaos yang Terorganisir
Lompat ke dunia lain: angkot. Nggak ada gate, nggak ada jadwal, tapi entah kenapa selalu ada. Tarif dasar Rp 5.000, naik sedikit kalau jarak jauh. Bedanya dengan transportasi resmi, di sini pembayaran cash masih jadi raja. AC? Nggak usah ditanya, keringetan bareng penumpang lain justru jadi kenangan.
Airport Train: Jalan Pintas ke Bandara Soetta
Kalau bawa koper besar dan malas ribet, ada Kereta Bandara Soekarno-Hatta. Berangkat dari Manggarai, mampir di Sudirman Baru, Duri, Rawa Buaya, dan Batu Ceper, lalu langsung ke bandara. Waktu tempuh 46 menit. Tarifnya lebih mahal, Rp 35.000 – Rp 70.000, tapi sebanding dengan kenyamanan.
LRT Jabodebek: Jalur Baru, Rasa Masih Campur
Baru resmi beroperasi 2023, LRT Jabodebek punya dua jalur: Bekasi dan Cibubur. Semua elevated, kecuali sedikit dekat Halim. Jarak antar stasiun lumayan jauh, bahkan bisa lebih dari 5 km. Fares mulai Rp 5.000, dengan batas maksimum Rp 10.000 (off peak) atau Rp 20.000 (peak).
Transjakarta: Raja BRT dengan Koridor Tak Terhitung
Bergeser ke jalan raya, Transjakarta jadi tulang punggung. Ada 14 koridor utama dan puluhan rute tambahan. Bayar cukup Rp 3.500 (atau Rp 2.000 kalau pagi banget), penumpang bisa keliling kota dengan bus ber-AC. Keuntungan lain: ada feeder, ada non-BRT, bahkan ada Royaltrans buat yang mau lebih nyaman.
MRT Jakarta: Dari Lebak Bulus ke Bundaran HI
Salah satu yang paling rapi adalah MRT Jakarta. Jalur tunggalnya dari Lebak Bulus ke Bundaran HI, setengah elevated, setengah underground. Tarif Rp 3.000 – Rp 14.000, dengan headway 5–10 menit. Cocok banget buat pekerja kantoran di CBD. Rencananya, jalur bakal diperpanjang ke Kota.
Whoosh Kereta Cepat Jakarta–Bandung
Yang paling heboh tentu Whoosh, kereta cepat pertama di Indonesia. Kecepatan 350 km/jam, waktu tempuh 47–54 menit. Cuma ya, stasiun-stasiunnya jauh dari pusat kota: Halim di Jakarta Timur, Tegalluar di ujung Bandung. Harga tiket Rp 250.000 untuk ekonomi.
Bus Regional: Transjabodetabek, JRC, JAC
Kalau nggak mau naik kereta, ada opsi bus antar kota:
- Transjabodetabek Reguler, murah tapi jadwalnya acak.
- JR Connexion (JRC), lebih mahal tapi busnya nyaman.
- JA Connexion (JAC), khusus bandara, tarif bisa di atas Rp 50.000.
- Lokal Train: Merak, Purwakarta, Karawang
Selain itu ada kereta lokal murah, tarif Rp 3.000–4.000. Cocok buat perjalanan pendek ke Karawang, Purwakarta, atau Merak. Nggak pakai gate, cukup beli tiket sekali jalan.
Kalau semua moda transportasi ini digabung, hasilnya kayak puzzle besar bernama Jabodetabek. Ada bagian modern (MRT, LRT, Whoosh), ada juga yang tradisional (angkot, bus reguler). Unik tapi bikin bingung bagi orang baru.
LRT Jakarta: Jalur Mini di Utara
Satu lagi, jangan lupa LRT Jakarta. Saat ini hanya punya jalur Pegangsaan Dua – Velodrome. Tarif flat Rp 5.000, headway 10 menit. Walau kecil, rutenya bakal diperpanjang ke Manggarai supaya terhubung ke jaringan besar.
Transportasi Publik Jabodetabek Itu Labirin, Tapi Bisa Ditaklukkan
Mau hemat? KRL. Mau nyaman? MRT atau kereta bandara. Mau cepat? Whoosh. Mau nostalgia? Angkot. Intinya, semua ada porsinya. Tinggal pintar pilih sesuai kebutuhan dan budget.