Masyarakat bogor tentunya tak asing dengan tulisan yang ada di monumen lawang salapan yang berada di seberang Tugu Kujang.
Tugu Lawang Salapan yang diharapkan menjadi ikon kota bogor yang baru ini dibangun dan diresmikan pada era walikota Bima Arya yang pada saat itu menjadi walikota Bogor saat tahun 2016.
Tujuan pembangunan tugu lawang salapan ini sebagai penanda dalam mengembangkan potensi heritage cities atau kota pusaka di Indonesia.
Arti Tulisan Lawang Salapan Bogor
Pada bagian atas tugu lawang salapan terdapat tulisan besar berbunyi Di Nu Kiwari Ngancik Nu Bihari Seja Ayeuna Sampeureun Jaga.
Dikutip dari media sosial pemkot bogor. Tulisan tersebut merupakan peribahasa bahasa sunda yang biasa disebut ageman atau uga yang memiliki arti apa yang dinikmati kita pada hari ni merupakan warisan dari para pendahulu, Lalu apa yang dapat kita rasakan serta nikmati saat ini pastinya akan diwariskan terutama kepada generasi di masa yang akan datang.
Makna dan simbol dari tugu lawang salapan memiliki banyak arti. Contohnya ada sepuluh tiang yang membuat sembilan pintu atau dalam bahasa sunda salapan lawang yang melambangkan adanya sembilan titik pintu dalam setiap raga manusia serta menjadi penghubung bagi setiap bagian tubuh manusia kepada alam semesta.
Selain itu, simbol salapan lawang juga merupakan filosofi kunci yang utama bagi kerajaan pakuan pajajaran yang menciptakan hubungan tiga sikap dialogis bagi sesama insan (saling, silih) yaitu Silih Asuh, Silih Asah, Silih Asih.
Tiga sikap Silih dan Saling tadi kemudian diturunkan menjadi tujuan hidup nyata yang dibagi atas 9 acuan kesejahteraan yaitu :
- Kedamaian
- Kesatuan
- Keindahan
- Persahabatan
- Keramahan
- Kenyamanan
- Ketertiban
- Kesantunan
- Keselamatan
Sehingga diharapkan masyarakat bogor dapat menjadi bagian untuk menjaga 10 bagian dalam raga tersebut agar memperoleh dan mewujudkan 9 aspek kesejahteraan yang diimpikan.